Rabu, 18 Januari 2012

Sawarna, Banten (Part III)



Perjalanan menuju Laguna Pari..


Tak lama berhenti di tanjung layar, kami bergegas kembali untuk melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Berjalan di tepian pantai yang berkarang dan berbatu. Cukup sulit melewatinya, kami harus berhati-hati saat sedang menginjak batu dan harus pandai memilih bagian mana yang harus kami pijak.

 

Gambar di atas masih 1/3 bagian perjalanan dari Tanjung Layar menuju Laguna Pari. Cukup jauh lagi jarak yang harus kami tempuh dan lebih sulit lagi pastinya. Selepas meniti pantai, kami harus melewati bukit-bukit kecil yang sangat licin dan terjal. Tak ada gambar yang kami ambil selagi melewati jalur tersebut. Maklum, berdiri dan melangkah saja sudah susah. Saya pun sampai terperosok saat harus melewati curug-air di sana.

Setelah melewati trek yang terjal tersebut, akhirnya terlihat kembali pantai berkarang yang lain. Setiap inchinya pantai tersebut dipenuhi karang dan bangkai-bangkai rumah kerang dan keong. Semakin kesana, semakin banyak dan semakin lebat juga pepohonan di sebelah kiri jalur pantai, seperti hutan.

Lumayan lama kami berjalan, mungkin sekitar 500 meter setelah trek terjal tersebut. Untungnya kami bisa melihat-lihat dan mengumpulkan beberapa rumah kerang dan keong yang bagus-bagus. Bagi yang menyukai kegiatan ini, pasti perjalanan jauhnya tidak terasa.

Selang beberapa waktu, akhirnya kami sampai juga di Laguna Pari. Sungguh menakjubkan! Rupa dari Laguna ini sangat berbeda dengan pantai berkarang yang kami lewati tadi. Benar-benar Hidden Paradise.


Lautnya yang biru kehijauan sangat jernih dan menarik perhatian. Pasti tak sabar untuk segera bermain ombak dan berseluncur di atasnya. Pasir pantainya juga lembut sekali, selembut gula pasir bubuk tropicana slim (well, itu hanya penggambaran saya saja. hehe). Pantai ini tak kalah indah dengan Ujung Genteng yang juga berada di Pantai Selatan.

Saya menyempatkan diri untuk bermain air dan berenang di sana. Tanpa basa-basi dan tanpa pedulikan perjalanan selanjutnya saya langsung melompat kegirangan. Inilah yang saya tunggu-tunggu! Meskipun tidak bisa jauh-jauh karena langit sedang mendung dan cuaca sedang ekstrim, tapi saya cukup puas bermain mengejar ombak. Pantainya cukup dangkal untuk sampai beberapa meter. Ombaknya yang berkejaran pun sangat menarik perhatian. Pantas saja banyak turis asing yang rela jauh-jauh datang ke sini untuk berselancar, surfing.

Oh ya, di sini sebenarnya juga bisa berkeliling, lho, dengan menggunakan perahu. Tapi sayangnya seperti yang saya bilang tadi, karena cuaca sedang ekstrim, mendung, dan berangin, kami tidak bisa menikmati keindahan pantai ini lebih lanjut.


Ada cerita lain dari pantai ini. Ternyata para nelayan yang juga merupakan penduduk Sawarna mengawali perjalanan mereka dari sini. Lumayan banyak perahu yang mereka gunakan. Saya kira mereka pergi berlayar dari pantai pasir putih, ternyata dari laguna pari ini yang pencapaiannya saja sangat sulit. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya jika hampir setiap hari melewati jalan yang saya tempuh tadi.

Namun bagaimanapun juga, apa yang sudah saya dan teman-teman lewati terbayar sudah. Bagi saya ini setimpal demi melihat pantai yang indah ini. Ingin rasanya kembali ke sana di lain waktu saat sedang cerah. Hemm.. akan saya nantikan saat-saat berikutnya untuk berkeliling menggunakan perahu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar