Jumat, 16 Oktober 2015

Sala Lauak Recipe


Siapa yang tak tahu menu yang satu ini?
Ya, sala adalah makanan, atau biasanya cemilan, khas daerah Sumatera Barat. Menu yang satu ini sangat nikmat sekali, apalagi kalau disantap bersamaan dengan lontong sayur padang. Rasanya yg lezat dan wanginya yang harum, pasti selalu bikin ketagihan.
Bagi kamu yang mau masak ini, yuk kita cek resepnya. Gak sulit kok 😊😊

Bahan utama:
1 cup tepung beras, sangrai
1 cup air, mendidih
1 helai daun kunyit, iris tipis
Ikan teri, tumbuk halus

Bumbu:
2 siung bawang putih
2 siung bawang merah
1 ruas jari kunyit
1 ruas jari jahe
2 irisan lengkuas
1 sdm cabai giling
Garam secukupnya

Bahan pengganti:
Jika tidak ada daun kunyit, bisa diganti dengan daun jeruk. Enak juga.

1. Rendam ikan teri. Bersihkan kepala dan isi perutnya, kemudian rendam kembali. Setelah bersih, tumbuk ikan teri sampai halus. (Di sini saya memakai ikan teri jengki, km bisa manggantinya dengan ikan yang lain)

2. Sangrai tepung beras dengan api kecil hingga kekuningan, kira-kira sekitar 10 menit.

3. Tuangkan tepung beras yang telah disangrai ke dalam wadah, tambahkan ikan teri yang telah ditumbuk, bumbu yang telah dihaluskan, cabai giling, daun kunyit, dan garam secukupnya.

4. Rebus 1 cup air hingga mendidih. Selagi air masih mendidih tuang ke dalam wadah adonan perlahan-lahan. Aduk hingga merata dan diamkan sampai sejuk, sekitar 7 menit. (Sebenarnya airnya tidak pasti 1 cup, bisa disesuaikan, yang penting adonannya padat agar bisa dibentuk)

5. Siapkan plastik sebagai wadah di tangan kiri. Ambil adonan secukupnya, kemudian bentuk menjadi bola-bola.

6. Goreng bola-bola sala dengan minyak yg cukup banyak, dan api sedang. Masak hingga kuning-keemasan. Angkat.

7. Setelah masak, angin-anginkan dan diamkan sala selama beberapa menit.

8. Sala siap disantap 😋😋

Nah, resepnya mudah kan? Silakan dicoba teman-teman 😆😆

Minggu, 04 Oktober 2015

Apa yang Kucari dan Apa yang Kumaksud



    Apakah pernah terbayangkan olehmu tentang apa yang sebenarnya kau cari dalam hidupmu? Pernahkah kau merasa bahwa apa yang kau punya adalah suatu kehampaan? Atau, pernahkah selama kau hidup, kau merasa seperti tidak hidup? Kau tahu, pertanyaan semacam itu pasti sering muncul di benakmu. Sama sepertiku. Itulah yang menyebabkanku perlahan-lahan ingin menjauh dari kehidupan sebelumnya.
     Apakah kau tahu, sebenarnya kita ini hidup bukan untuk menjalani kehidupan, tetapi kita hidup untuk mati dan kemudian mati untuk dihidupkan kembali. Kau percaya, kan, akan adanya akhirat? Kau percaya, kan, akan adanya kiamat? Dan kau juga percaya, kan, dengan adanya pertemuan antara dirimu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala? Itulah yang seringkali terpikirkan olehku, hampir setiap hari.
     Apakah kau ingat kisah nenek moyang manusia, yakni Nabi Adam Alaihissalam? Beliau diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai manusia pertama yang kemudian menempati surga yang indah. Seluruh makhluk ciptaanNya bersujud (bukan untuk menyembah) kepada Nabi Adam Alahissalam, terkecuali satu makhluk yang tercipta dari api, yakni Syaitan. Lantas Syaitan berkata dengan angkuhnya bahwa mengapa ia harus bersujud kepada Nabi Adam Alaihissalam, Ia terbuat dari api sedangkan Nabi Adam Alaihissalam terbuat dari tanah. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala melaknat syaitan tersebut, dan Allah tak sekalipun menghadirkan syaitan dalam penciptaan langit dan bumi begitupun dalam penciptaan dirinya sendiri. Dan kemudian syaitan yang berasal dari golongan jin bersumpah untuk selalu menyesatkan manusia sampai ke keturunan terakhir, itulah mengapa sebabnya Nabi Adam Alahissalam diturunkan dari surga ke bumi ini.
     Berdasarkan ringkasan kisah di atas, aku menyimpulkan bahwa sebenarnya kita hidup seharusnya bukan untuk urusan duniawi, melainkan untuk urusan surgawi. Nabi Adam Alaihissalam berasal dari surga, berarti tempat asal kita pun juga di surga. Apa kau sepakat denganku? Lantas mengapa kita hidup seakan hanya memedulikan urusan dunia saja? Lantas mengapa sebagian dari kita kerap melupakan akan keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala? Itu yang sampai sekarang masih sering kupertanyakan, termasuk pada diriku sendiri.
     Aku selalu bertanya, apa yang aku cari di dunia ini? Apa yang aku inginkan dalam kehidupanku ini? Apakah yang kucari di dunia ini sudah tepat? Atau apakah aku menginginkan semua yang ada di kehidupanku saat ini? Aku rasa jawabannya kerap membuatku gelisah.     Kita tahu, bahwa setiap makhluk yang hidup akan merasakan mati, baik itu manusia maupun jin. Kau percaya, kan, akan adanya akhirat? Dan makhluk yang mati pun akan merasakan hidup kembali. Kita pasti tahu untuk apa itu. Untuk dihisab dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di dunia. Memper-tanggung-jawab-kan per-buat-an. Tidakkah kau merasa ngeri mendengar hal itu? Aku merasa sangat ngeri, dan takut, dan lemas, dan tidak berdaya. Sungguh sesuatu yang seperti itu nyata dan akan terjadi. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengadili kita tanpa ada kezhaliman sedikitpun pada hari tersebut. Dan setelah itu, maka tiba saatnya waktu penentuan, apakah kita layak untuk menempati surga kembali, ataukah kita hanya layak mendiami neraka sebagai teman dari syaitan. Namun jangan bersedih hati, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan balasan surga bagi orang-orang yang Ia kehendaki, yang Ia rahmati. Sungguh Allah ialah Tuhan yang maha pengasih, penyayang, dan bijaksana.
     Jadi, begitu aku menemukan jawaban dari semua pertanyaanku, aku ingin sekali menegaskannya terhadap diriku. Apa yang aku cari dalam hidupku? Rahmat dan Ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga Allah mengampuniku dan membimbingku kejalan lurusNya dan mematikanku dalam keadaan syahid. Lalu apa yang paling aku inginkan dalam kehidupan ini? Kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dari sisi Tuhanku, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan sebagainya, dan sebagainya yang membawaku kembali kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
     Apakah kau juga memiliki jawaban yang sama? Apakah kau juga menginginkan kebaikan dari sisi Tuhanmu? Apakah kau pun menginginkan surga yang kau rindukan? Lantas mengapa kita masih melakukan hal yang sama dengan kemarin, tanpa adanya perbaikan atau bahkan dengan suatu kemunduran?
     Mungkin itu lah penyebab adanya perubahan pada diriku saat ini. Aku tidak bermaksud menjauhi beberapa hal, namun aku selalu gelisah karena pertanyaan yang selalu muncul dalam benakku. Dan yang ingin kumaksudkan sebenarnya ialah mari kita bersama-sama berkawan di dalam kebaikan yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Mari kita bersama-sama berkawan dengan tujuan yang sama, yakni surga Allah. Aku menyayangi diriku dan mempercayai Tuhanku, Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai penciptaku, maka aku ingin menjadi hambanya yang taat, yang mendengarkan, yang melaksanakan perintahnya, dan menjauhi larangannya. Pun begitu aku menyayangimu sebagai kawanku, aku menginginkan pertemanan yang lebih kekal dari ini, yakni surga, sehingga aku masih akan bertemu denganmu meski hidupku sudah tak lagi di dunia. 