Senin, 12 Maret 2012

Inilah Awalnya



Ini pertama kalinya aku menyadari ada yang berbeda denganmu. Entah mengapa aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh batinku saat aku menoleh ke arahmu, saat tatapanmu menemukan tatapanku yang sengaja kusembunyikan secara diam-diam. Aku tak mengerti apa yang salah dengan matamu. Oh, bukan, bukan matamu, tapi sepertinya aku lah yang salah, benar-benar aku tak tahu mengapa aku menjadi seperti ini. Apa kau tahu? Tiba-tiba saja tubuhku merasa seperti terbentur dinding yang keras, tersentak saat aku melihat tatapanmu. Dengan buru-buru aku mengalihkan pandanganku, bagaimana mungkin aku memperlama tatapanku sedang aku tak kuasa menahan gejolak yang timbul.

Kini aku tak bisa berkonsentrasi pada apa yang sedang aku kerjakan, semua yang telah kususun rapi dalam otakku terpecah belah karenamu. Meski merasa resah, aku ingin mengulang lagi tatapan yang kau buat dihadapanku itu, diam-diam aku mencari celah di antara barang-barang yang menutupi, mencuri  seluruh pandang ke arahmu. Ah, ayo perlihatkan padaku, aku ingin menatapmu lagi.. gumamku dalam hati saat aku hanya melihatmu dalam keadaan menunduk. Berkali-kali aku masih mencoba untuk mencuri pandang, namun tetap saja aku tak bisa melihat matamu yang mengagumkan itu.

Tak berhasil, akhirnya aku menyerah dan mulai berjalan berkeliling menjauh darimu, menghampiri kawanku dan berbincang dengannya. Saat berbalik, aku sengaja melihatmu, yang sepertinya sedari tadi tidak menoleh sedikit pun. Tapi.. tunggu dulu.. apakah tadi itu? Kau mengalihkan pandanganmu yang tertangkap basah olehku, oh, kau juga menyembunyikan senyum kecil di balik wajahmu itu setelah aku berkata-kata dengan temanku. Apa maksudmu?

Kembali aku ke tempatku dan kini kau pun semakin menunduk, bersikap seolah-olah kau tak tahu apa-apa. Kau pura-pura, ya?  Tanyaku dalam hati. Tidakkah kau sadar, sikapmu itu kentara sekali sedang menyembunyikan sesuatu. Ayolah menengok sekali saja untuk saat ini..

Baiklah, kalau begitu sekarang giliranku yang berpura-pura, aku akan memasang sikap tidak tahu dan tidak peduli dan.. benar saja kau kali ini menatapku dan aku menjadi semakin tak karuan. Rasa itu kembali muncul, tersentak dan kini jantungku berdetak lebih kencang. Tanpa sadar aku semakin tertarik ke dalam rasa penasaranku. Entah apa namanya ini, tapi yang jelas aku benar-benar terseret ke dalam pusaran pesonamu. Ya, bahkan mungkin kini aku sudah terikat pada tali-tali yang tak sengaja kau kelim di hatiku. Dan apakah kau tahu? Malam ini aku tak bosannya bernyanyi dengan hatiku, memainkan pianoku dengan penuh penghayatan. Dan apakah kau tahu? Aku mulai menyadari bahwa aku menyukaimu.